Just another WordPress.com site

Archive for the ‘Tekno n Sains’ Category

>The Golden Ratio ?

>

Saat asyik-asyik browsing di youtube.com saya gak sengaja nemu the golden ratio. Saat lihat videonya saya kurang mudeng, apa itu the golden ratio, maklum narasi videonya pake bahasa Inggris jadi saya gak begitu paham, tapi saya terusin aja lihatnya…. he_he. ni videonya kalo mau nonton… 

Kalau diartikan secara kasar sih artinya perbandingan emas, tapi apakah itu arti yang dimaksudkan? akhirnya karena rasa ingin tahu, saya cari-cari deh. Setelah saya cari-cari di sana sini akhirnya dapat beberapa info. Dari wikipedia saya dapatkan info berikut :
The golden ratio is an irrational mathematical constant , approximately 1.6180339887 
kalau diterjemahkan pake google translate jadi
Rasio emas adalah irasional matematika konstan , sekitar 1,6180339887

Itu saja belum cukup, saya dapat info dari blog teman, http://prayudi.wordpress.com yang sumbernya dari harun yahya, wikipedia, dan Phi Number. yang intinya kayak gini,
Golden ratio itu diperoleh dari pembagian satu angka dalam deret Fibonacci dengan angka sebelumnya. Sedangkan deret Fibonacci   adalah deret yang terbentuk dengan masing-masing angka dalam deret tersebut merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya.
Contoh deret Fibonacci itu adalah : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377…
Sedangkan hasil pembagiannya, bernilai sama setelah angka ke-13 :
233/144 = 1,618
377/233 = 1,618
610/377 = 1,618
987/610 = 1,618..dst
Nilai 1,618 inilah yang dikemudian dikenal dengan Golden Ratio dan kemudian dilambangkan dengan φ (Phi, dan jangan sampai keliru dengan  pi=3.14..).

Terus apa gunanya the golden ratio ? nahh,,, ternyata sangat banyak gunanya angka perbandingan ini, sehingga sampai begitu pentingnya, maka sampai dinamakan golden ratio! itu dugaan saya saja. Beberapa bidang yang telah menggunakan teori ini adalah estetika,  arsitektur, lukisan,  Book design, studi perseptual, musik, seni patung kontemporer, desain industri, dsb. Bahkan alam semesta yang diciptakan Tuhan ini juga menggunakan prinsip golden ratio. Hebaaat… subhanallah…
Jadi Allah menciptakan alam semesta juga dengan ilmu matematika, dalam al-qur’an disebutkan : 

… Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS. Ar Ra’d, 13: 8)

 Sebenarnya masih banyak lagi info tentang the golden ratio yang belum saya ketahui, masih dalam pencarian lebih lanjut. Lain kali InsyaAllah saya akan posting  hal-hal terkait dalam rangka belajar tentang hidup dan kehidupan ini. Saya masih penasaran. Tolong juga pada teman-teman, kalau ada info share juga ya… ^_^ 

>Green Computing untuk Orang Lugu

>

Waduh…! apa tu Green computing? aku juga belum tahu.. he_he. tapi tenang aja, Pak Romi (guruku di dunia maya…pendiri ilmukomputer.com) akan menceritakannya. Baiklah saya copaskan dari weblognya Pak Romi.
Ini copasnya, monggo… tapi jangan banyak-banyak nanti ngantukkk,,, wkwkwkwkwk….T_T..

Sabtu tanggal 20 Desember 2008, saya diminta teman-teman dari Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, mengisi satu sesi diskusi pada Seminar Nasional bertema Green Computing: ICT Concern Towards Energy (Green Computing 2008). Menariknya, yang membuka acara seminar adalah guru politik saya selama di Saitama University Jepang, yang biasa kita panggil dengan sebutan Jenderal Tumiran. Ya, sahabat, guru dan kadang saya anggap bapak saya sendiri ini, sekarang sudah menjadi Dekan Fakultas Teknik UGM. Seharian di UGM, saya diurusi oleh pak Suharyanto, ini juga sahabat yang saya warisi ilmu memasak spageti dan telor dadar tuna ala mahasiswa, selama di Saitama University 🙂 Om suharyanto yang dulu naik sepeda hasil mulung di tempat sampah, alhamdulillah sekarang sudah naik KIA Carrens yang mewah hihihi. Thanks for everything om! Kembali ke materi, saya coba rangkumkan apa yang telah saya bahas di seminar tersebut.

GREEN COMPUTING ITU MAKHLUK APA

Cikal bakal Green Computing dimulai pada tahun 1992. Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Istilah Green Computing muncul dengan booming-nya Energy Star ini, khususnya merujuk ke bagaimana kita bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan).

Para peneliti mengurai definisi Green Computing dengan sudut pandang yang sedikit berbeda. Kita bisa lihat dari beberapa di bawah:

How to use your computer more sustainably (Young Yi)

Information technology that is environmental friendly and energy efficient (Wachara Chantatub)

The study and practice of using computing resources efficiently (Rawan M. Al-Ghofaili)

Reduce the increasing amount of useless data/work (Jordi Torres)

Lima kata kunci yang muncul dari beberapa definisi diatas adalah, sustainability, environmental friendly, energi efficient, resource efficient dan reduce useless work. Ternyata Green Computing tidak hanya membahas tentang energy consumption, tapi juga bagaimana kita bisa menggunakan komputer plus berbagai tool dan konten dengan lebih efisien dan jelas manfaatnya.

Yang menarik bahwa laporan Gartner tentang 10 teknologi strategis tahun 2008 (10 most strategic technologies for 2008), menempatkan isu teknologi Green Computing di nomor urut pertama. Tentu kalau kita mau analisa lebih dalam, dari 10 teknologi tersebut, SOA dan Web 2.0 tetap mendominasi, meskipun terpecah di aspek misalnya Business Process Modeling, Metadata Management, Virtualization 2.0, Mashup & Composite Apps, Web Platform & WOA dan Social Software. Mungkin sedikit saya rangkumkan tentang laporan Gartner Group ini sebagai berikut:

1. Green IT: Fokus ke mengurangi konsumsi listrik, jumlah carbon footprint dan melakukan efisiensi energi dan kerja
2. Unified Communications: Konsentrasi ke migrasi PBX ke VoIP
3. Business Process Modeling: Era baru setelah UML, Use Case Diagram tidak mencukupi untuk menggambarkan business process yang lebih kompleks. Business Process Modeling Notation (BPMN) dan berbagai approach mulai bermunculan
4. Metadata Management: Khususnya teknologi enterprise untuk manajemen data produk dan pelanggan. Bagian penting dari SOA.
5. Virtualization 2.0: Ketika virtualisasi adalah utilisasi server dan implementasi aplikasi, virtualisasi 2.0 akan membantu kita mengarahkan kekuatan teknologi untuk proses otomasi yang lebih sempurna.
6. Mashup & Composite Apps: Mashups and composite applications akan menghubungkan intranet korporasi bergaya Web 2.0 dengan internet publik. Diramalkan gartner akan mendominasi model pengembangan aplikasi enterprise mulai tahun 2010.
7. Web Platform & WOA: Kombinasi dari Software as a service (SaaS) dan SOA akan menghasilkan Web Oriented Architecture (WOA). Kadang disebut juga dengan istilah cloud computing
8. Computing Fabric: Ambil beberapa server blade, koneksikan semuanya dengan intelligent interconnect, dan tampilkan dalam bentuk single operating system image. Itulah “computing fabric“. Tren akan terus berkembang di era ke depan.
9. Real World Web: Peralatan GPS yang semakin bervariasi dan built-in pada PDA, handphone dan iPhone akan membuat banyak perusahaan bisa memberikan layanan (aplikasi dan data) kepada kita sesuai dengan lokasi kita saat ini
10. Social Software: Aplikasi social networking akan menuju ke enterprise dan internet korporasi

TIPS GREEN COMPUTING

Saya menyajikan beberapa tips Green Computing dari aspek technical sampai strategis. Ternyata tidak sulit kok nge-Green itu 🙂

1. Green Computing on PC

* Laptop hanya memerlukan 10% energi yang digunakan Desktop. Flat screen hanya menggunakan 30% energi yang digunakan oleh Monitor CRT
* Coba upgrade RAM, sebelum memutuskan ganti komputer. Komputer lambat bisa karena kotornya registry atau ada background services yang berjalan padahal sebenarnya tidak kita perlukan. Cek dan matikan services yang sedang berjalan padahal tidak perlu itu. Misalnya untuk Windows jalankan Start > Run > type “msconfig”
* Menggunakan PC dan printer dengan merk dan jenis sama memudahkan kanibalisme dan proses recycle
* Matikan komputer ketika tidak digunakan (malam hari). Mematikan komputer akan mengurangi umur komputer adalah mitos yang salah
* Screen saver is not energy saver. Pilih matikan monitor daripada menggunakan screen saver
* Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru (hemat 70% energi)
* Pilih peripheral berlogo energy star
* Catat bahwa mode power menentukan prosentase hemat energi (Sleep mode – hemat 70% energi, Standby mode – hemat 90% energi, Hibernate mode – hemat 98% energi)
* Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak digunakan

2. Green Computing on Laptop

* Gunakan power saving setting
* Kurangi penggunaan backlight
* Atur layar dan harddisk sleep/off setelah beberapa menit tanpa penggunaan
* Matikan bluetooth dan wifi ketika tidak digunakan
* Lepas kartu MMC, SD, USB Flash apabila tidak digunakan
* Kecilkan volume suara dan kontras layar
* Minimalisir penggunaan IrDA (infrared) atau serial communication, karena boros energi
* Upgrade RAM sebelum ganti laptop
* Jangan cepat membuang Laptop, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak digunakan

3. Green Computing on Paperless Method

Usahakan menggunakan paperless method untuk berbagai urusan kita karena itu mengurangi sampah carbon footprint. Apabila memungkinkan kembangkan dan terapkan Document Management System, Electronic Invoicing dan Electronic Business Process pada institusi kita.

4. Green Computing on Paperless Education

* Hindari kertas, gunakan file elektronik or blog untuk pengumpulan laporan dan tugas
* Lupakan cara konvensional, gunakan eLearning System untuk penyebaran modul ajar, forum diskusi dan assesment
* Gunakan Chatting dan Social Networking untuk mendukung pembelajaran. Ingat bahwa chatting untuk pacaran or godain orang, are not Green Computing!

5. Green Computing on Paperless Branding and Marketing

* Lupakan kartu nama, CV, koran dan majalah untuk personal branding
* Lakukan blogging untuk personal branding, marketing, bisnis bahkan influencing people
* Manfaatkan google sebagai kurir dan salesman kita dalam marketing dan branding

Dan akhirnya saya ucapkan selamat, karena ternyata orang lugupun bisa memahami dengan baik Green Computing beserta implementasinya dari berbagai sudut pandang 🙂

REFERENSI

1. Green Computing, Science Tech Entrepreneur, November 2007
2. Green Computing Guide, http://www.uoregon.edu/~recycle/GreenComputing/GreenCompGuide_text.htm
3. Green Computing, http://en.wikipedia.org/wiki/Green_computing

4. University of Oregon Green Computing Guide, http://www.uoregon.edu:80/~recycle/Conservation_computing_text.htm
5. Gartner Identifies the Top 10 Strategic Technologies for 2008, Gartner Symposium and IT Expo, October 7-12, 2007, Orlando

lebih banyak tentang Pak Romo pergo aja ke sini

>Science 2.0 dan Paradigma Baru Research Life Cycle

>

Lagi-lagi Pak Romi yang akan menjelaskannya, he_he… ya maklumlah saya cuma copas (copy paste) punya beliau di weblognya Pak Romi (Pendiri Ilmukomputer.com),, smoga bermanfaat bagi teman2. monggo... ^_^…
Science 2.0? makhluk apalagi nih? 🙂 Ini adalah tema bahasan yang saya angkat untuk seminar yang diadakan oleh Pusat Penelitian Politik (P2P), Lembaga Ilmu Pengetahuan indonesia (LIPI) tanggal 10 Desember 2009. Seminar mengambil tema Dilema Antara Hak Kekayaan Intelektual dan Penyebaran Ilmu Pengetahuan. Saya sempatkan menyusun makalah ilmiah secara lengkap untuk memberikan gambaran komprehensif tentang Science 2.0. Makalah lengkap bisa didownload di sini
Web 1.0 bergerak menjadi Web 2.0, yang intinya memberi hak pengguna untuk berpartisipasi aktif (O’Reilly, 2004) (O’Reilly, 2005). Perkembangan Web 2.0 ternyata kemudian memberi pengaruh ke bidang lain selain bidang computing dan Internet. Hal ini ditandai dengan kemunculan berbagai movement di bidang lain yang membawa ruh dan karakteristik Web 2.0. Identity 2.0, Library 2.0, Law 2.0, Media 2.0, Advertising 2.0, Democracy 2.0, Diplomacy 2.0, dan Government 2.0 (Hinchcliffe, 2006) (Wahono, 2008).

Dion Hinchcliffe (Hinchcliffe, 2006) dalam analisanya tidak secara eksplisit menyebutkan istilah Science 2.0. Akan tetapi kita bisa melihat suatu fenomena dimana peneliti semakin banyak yang mempublikasikan tulisan ilmiah, berkolaborasi ide penelitian, melakukan webinar dengan menggunakan fasilitas Web 2.0. Dan inilah yang disebut dengan Science 2.0 (Waldrop, 2008, January). Ilustrasi menarik datang dari Barret (Barret, 2008), yang menggambarkan Science 2.0 seperti pada gambar di awal tulisan ini.

Konsep utama dan permasalahan ide dari Science 2.0, seperti yang dijelaskan oleh Waldrop (Waldrop, 2008, May) adalah sebagai berikut:

* Science 2.0 secara umum merefer ke praktek baru para peneliti yang mempublikasikan hasil eksperimen yang relatif belum matang, teori baru, klaim suatu penemuan dan draft makalah ilmiah melalui Web, blog atau jalur protokol lain (Science 2.0, 2007), supaya bisa dikomentari dengan cepat oleh peneliti lain. Hal ini berbeda dengan konsep Science 1.0 yang mengandalkan kegiatan conference untuk mendapatkan respon dan komentar peneliti lain.

* Pendukung Science 2.0 sepakat bahwa praktek keterbukaan akses (open access) membuat perkembangan dunia sains lebih kolaboratif dan akhirnya peneliti menjadi lebih produktif

* Pengkritik Science 2.0 mengatakan bahwa mempublikasikan online penemuan awal dari sebuah penelitian membawa resiko terjadinya plagiat ide dan pelanggaran hak kekayaan intelektual (hak cipta, paten, dsb)

Di luar masalah pro dan kontra, Science 2.0 mulai tumbuh dengan pesat. Kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan, percepatan proses research life cycle (problem finding, discussion, research, and publication) dirasakan oleh para peneliti lebih penting daripada memikirkan administratif legal formal dan hak kekayaan intelektual. Mengapa proses dan siklus penelitian ilmiah (research life cycle) yang ada saat ini dirasakan bermasalah? Jawaban dari pertanyaan ini ada pada beberapa pemikiran di bawah:

* Model publikasi ilmiah yang ada saat ini sangat-sangat lambat. Paper dari journal ilmiah terbaru yang ada saat ini boleh dikatakan telah berumur setengah sampai dua tahun. Hal ini karena proses research life cycle yang tidak lancar.

* Hanya ada satu level diseminasi informasi, yaitu peer-reviewed alias proses review dari makalah untuk jurnal ilmiah atau conference. Proses review ini sangat memakan waktu, terlebih lagi untuk jurnal ilmiah dan conference yang memiliki impact factor tinggi

* Pendekatan publikasi yang ada saat ini tidak mendorong adanya feedback terbuka dan review hasil penelitian

* Makalah yang dipublikasikan di jurnal dan conference, sering tidak memiliki kelengkapan informasi yang memadai, sehingga hasil penelitian tidak bisa digunakan kembali oleh pihak lain

* Makalah di jurnal ilmiah diperbaiki dan ditentukan formatnya dengan tujuan untuk dicetak.

* Penyebaran informasi lewat jalur darat (offline) tidak memungkinkan lagi apabila kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal, menjangkau wilayah luas dengan biaya yang murah

Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi, apabila kita analisa dari berbagai pengalaman penerapan Science 2.0 yang disajikan pada makalah ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa proses penelitian secara alami akan menuju ke Science 2.0. Masalah pelanggaran hak kekayaan intelektual tentu harus tetap diperhatikan, meskipun kita bisa gunakan berbagai teknologi dan strategi untuk mencegah dan memberi punishment terhadap pelaku pelanggaran hak kekayaan intelektual. Manfaat besar yang dirasakan peneliti ketika menerapkan konsep Science 2.0, khususnya berhubungan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, akan membuat Science 2.0 adalah pilihan terbaik bagi peneliti.

Lebih banyak tentang tulisan Pak Romi? klik aja di sini