Just another WordPress.com site

Archive for the ‘Islam’ Category

>Fakta Sejarah yang Disembunyikan – Majapahit Kerajaan Islam ?

>

Teman-teman… ada yang pernah baca buku ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’ ? saya jamin belum atau mungkin sudah ada yang baca, karena memang buku ini diterbitkan secara terbatas terutama untuk menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. 
Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara. Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut.
Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majapahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit yang disarikan dari buku ” Herman Sinung Janutama, ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Yang Tersembunyi’, LJKP Pangurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta. Edisi Terbatas Muktamar Satu Abad Muhammadiyah Yogyakarta Juli 2010 oleh Pahrudin HM, MA adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.

2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.
3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.
4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu. Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo. Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’. Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.
5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad yang dikatakan sebagai pembalasan terhadap sikap para penguasa Abbasiyah yang seringkali menghina dan menistakan keturunan Rasulullah. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu. Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari Timur Tengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan ‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranakpinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.
Sebenarnya masih banyak lagi bukti-bukti lain yang belum terungkap dan belum sempat terposting blog ini. Tentunya semua fakta bersumber dari data-data yang valid. Kemarin saya sempat baca buku API Sejarah, tapi hanya sedikit yang sempat saya baca, walau begitu sangat banyak fakta mencengangkan yang selama ini disembunyikan.  Saya jadi penasaran meneruskan untuk membacanya. InsyaAllah lain kali kita akan mengetahui bersama fakta-fakta lain tentang sejarah-sejarah tersembunyi bangsa ini terutama yang berhubungan dengan Islam. Bagi teman-teman yang punya info yang berhubungan dishare juga ya… thanks… 🙂
Wallahu A’lam….

>The Golden Ratio ?

>

Saat asyik-asyik browsing di youtube.com saya gak sengaja nemu the golden ratio. Saat lihat videonya saya kurang mudeng, apa itu the golden ratio, maklum narasi videonya pake bahasa Inggris jadi saya gak begitu paham, tapi saya terusin aja lihatnya…. he_he. ni videonya kalo mau nonton… 

Kalau diartikan secara kasar sih artinya perbandingan emas, tapi apakah itu arti yang dimaksudkan? akhirnya karena rasa ingin tahu, saya cari-cari deh. Setelah saya cari-cari di sana sini akhirnya dapat beberapa info. Dari wikipedia saya dapatkan info berikut :
The golden ratio is an irrational mathematical constant , approximately 1.6180339887 
kalau diterjemahkan pake google translate jadi
Rasio emas adalah irasional matematika konstan , sekitar 1,6180339887

Itu saja belum cukup, saya dapat info dari blog teman, http://prayudi.wordpress.com yang sumbernya dari harun yahya, wikipedia, dan Phi Number. yang intinya kayak gini,
Golden ratio itu diperoleh dari pembagian satu angka dalam deret Fibonacci dengan angka sebelumnya. Sedangkan deret Fibonacci   adalah deret yang terbentuk dengan masing-masing angka dalam deret tersebut merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya.
Contoh deret Fibonacci itu adalah : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377…
Sedangkan hasil pembagiannya, bernilai sama setelah angka ke-13 :
233/144 = 1,618
377/233 = 1,618
610/377 = 1,618
987/610 = 1,618..dst
Nilai 1,618 inilah yang dikemudian dikenal dengan Golden Ratio dan kemudian dilambangkan dengan φ (Phi, dan jangan sampai keliru dengan  pi=3.14..).

Terus apa gunanya the golden ratio ? nahh,,, ternyata sangat banyak gunanya angka perbandingan ini, sehingga sampai begitu pentingnya, maka sampai dinamakan golden ratio! itu dugaan saya saja. Beberapa bidang yang telah menggunakan teori ini adalah estetika,  arsitektur, lukisan,  Book design, studi perseptual, musik, seni patung kontemporer, desain industri, dsb. Bahkan alam semesta yang diciptakan Tuhan ini juga menggunakan prinsip golden ratio. Hebaaat… subhanallah…
Jadi Allah menciptakan alam semesta juga dengan ilmu matematika, dalam al-qur’an disebutkan : 

… Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS. Ar Ra’d, 13: 8)

 Sebenarnya masih banyak lagi info tentang the golden ratio yang belum saya ketahui, masih dalam pencarian lebih lanjut. Lain kali InsyaAllah saya akan posting  hal-hal terkait dalam rangka belajar tentang hidup dan kehidupan ini. Saya masih penasaran. Tolong juga pada teman-teman, kalau ada info share juga ya… ^_^ 

>Nasehat Sang Murabi – Ustadz Rahmat Abdullah (alm)

>

Dua bulan lalu, masih dalam tahun 2010, saya download film (maklum udah hoby…he_he)”Sang Murabi” yang tokoh utamanya Ustadz Rahmat Abdullah (alm). Film itu sebenarnya dibuat untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam memperjuangkan Islam di negeri ini. Banyak hal baru tentang warna perjuangan Islam yang baru saya ketahui dan pahami terutama tentang dakwah di negeri kita tercinta, Indonesia Raya Merdeka. Untuk mengingat-ingat lagi pesan-pesan beliau dalam film itu, saya posting saja di blog ini.
Berikut beberapa nasehat2 beliau. 

“Jadi, akh, berda’wah itu mirip dengan pekerjaan seorang petani. Biji yang ditanam tidak cukup hanya dibenamkan ke tanah lalu ditinggalkan. Kemudian kita berharap akan kembali pada suatu hari untuk memetik hasilnya… Mustahil itu ! Mustahil !
Jadi, para mad`u (pengikut da’wah) kita harus di-ri’ayah (dirawat), ditumbuhkan, diarahkan, dinasehati sampai dia benar-benar matang. Dijaga alur pembinaannya, ditanamkan motivasi-motivasi, dibangun keikhlasan mereka, didengarkan pendapat-pendapatnya, bahkan kita perlu sesekali bepergian dengannya. Agar kita memahami betul watak kader da’wah kita sebenarnya……”

Pesan itu juga dapat teman2 temukan di majalah Saksi edisi Juli 2005 yang judul aslinya: Nasehat (Alm) Ustadz Rahmat Abdullah Kepada Ust. Tifatul Sembiring. Juga teman2 temukan di website resmi DPD PKS kota Denpasar karena memang beliau adalah mantan Ketua Majelis Syuro atau Majelis Pertimbangan (MPP) Partai Keadilan Sejahtera  periode 1999-2005. Semoga perjuangan dan dakwah beliau dapat diteruskan oleh generasi muda penerus perjuangan Islam untuk Indonesia dan Dunia.

>Tahun Baru Hijrah – Tidak Hanya Sekadar Pindah Biasa

>

Untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia, saya ucapkan selamat tahun baru hijriyah 1432 H. Semoga ucapan, tulisan, dan gambar yang saya sampaikan lewat blog ini dan juga facebook maupun dunia nyata tidak hanya menjadi gembar-gembor tahunan yang hanya keluar tanpa makna. Apa sih artinya ucapan “selamat”, jika tak dibarengi dengan niat untuk menjadi lebih baik ? bukankah tahun hijriyah berawal berdasarkan hijrahnya kaum muslim mekah ke madinah? ya itu memang benar. Tapi apa hubungannya dengan niat untuk menjadi lebih baik? nahh… oke teman, saya ingin sedikit berbagi tentang ini,,,


Kita mulai dari Hijrah. Bagi yang sudah tahu, biar lebih tahu, yang belum tahu, lanjut, simak ya…

Hijrah (Arab:هِجْرَة) berarti pindah atau migrasi dalam bahasa Indonesia. Hijrah merupakan suatu cara yang dilakukan oleh para nabi, untuk melepaskan diri dari alam kebatilan (kondisi dimana manusia tidak hidup dengan Kitab Allah). Dalam kitab suci Al-qur’an dikenal istilah: Iman-Hijrah-Jihad, yang berarti bahwa hijrah muncul dan dilakukan karena dorongan Iman atau percaya bahwa kehidupan yang tidak berpedoman kepada Kitab Allah adalah kekafiran, yang akan membawa manusia pada kebinasaan dan kehancuran. [wikipedia]
Menurut yang saya ketahui sendiri, boleh percaya atau tidak, hijrah merupakan perpindahan dari tempat/keadaan/kondisi  yang kurang baik/tidak baik menuju yang lebih baik. Seperti halnya dengan hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang hijrah dari kota Mekah (kondisi yang kurang baik saat itu untuk perkembangan Islam) berpindah ke Madinah (kondisi yang lebih baik). Perpindahan biasa yang tanpa didasari dengan niat menjadi lebih baik bukan disebut hijrah, namun hanya sekadar disebut perpindahan saja dari satu titik ke titik lain.
Saya kira itu cukup untuk menjelaskan pengertian hijrah. Lalu apa hubungannya dengan pergantian tahun  baru hijriyah kali ini?
kata kuncinya ada pada “menuju lebih baik”, karena itulah arti dari hijrah. Perpindahan tahun dari 1431 ke 1432 H adalah tidak hanya sekedar dimaknai pertambahan kuantitas waktu yang bertambah berdasarkan aktifitas revolusi bulan terhadap bumi, namun sebaiknya berpindahnya juga diri kita secara emosional dan spiritual menjadi lebih baik terutama dalam meraih ridho Allah. Sehingga kita bisa menjadi lebih baik dan melakukan yang terbaik dalam kebaikan karena Allah.

 “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang hendak dinikahinya, maka ia akan mendapati apa yang ia tuju. (H.R Bukhari & Muslim)

Semoga di tahun 1432 Hijriyah ini, kita bisa benar-benar “hijrah” menuju “tempat” yang lebih baik. Saya yakin, insya-Allah, Allah akan memberikan kekuatan pada hamba-hamba-Nya yang benar-benar berniat untuk ‘hijrah” karena Allah, seperti halnya Allah memberikan kekuatan kepada Nabi dan para sahabatnya hijrah dari Mekah ke Madinna. Amiin.


wallahualam…. ^_^

>Jawaban dari Sang Blogger Misterius

>


Melanjutkan tulisanku yang sebelumnya, Pertanyaan Konyolku, ternyata ada yang koment juga ! yah.. terimakasih kepada yang sudah koment, terutama pada Gus (mungkin itu nama samaran), tapi gak apalah, biar jadi sosok misterius. Kenapa aku sebut misterius ? karena saat aku klik link pada nama “Gus” ternyata terbuka halaman blogger seperti di bawah,
Siapapun dia, entah manusia atau malaikat (masak malaikat bisa bloging..? hehehe) terimaksih atas penjelasannya,, ^_^ Dia koment atau lebih tepatnya menjawab hampir semua pertanyaan konyolku. Oke, langsung saja aku tunjukkan padamu jawaban koment dari Gus tanpa kukurangi atau kutambah,


gus mengatakan…

Assalam wb. 

Mau dijawab secara konyol atau serius nih akh Fathur? he2. Jawab biasa aja ya:)…Jadi menurut Ana. Kita sebagai manusia ialah kalifah di muka bumi ini. Kita lahir tanpa peta, ilmu, kompas, petunjuk atau benteng yg kuat utk menghadapi Keadaan, suasana, cara hidup dan alam yg berbeda dg yg ada disurga dg segala kemudahannya. Krn dulu Nenek moyang kita tinggal disana. Jadi sampe di Bumi ini perlu belajar lagi akibat ketidaktahuan dan kebodohan kita. belum lagi dari adanya Gangguan dan Sumpah Dendam Kesumat Syaitan Laknatullah yg selalu menggelincirkan jalan kita. Namun krn Sayangnya Allah SWT kepada kita manusia. diutuslah org2 pilihannya. Nabi dan rasul dari kalangan manusia sendiri utk memberi petunjuk. Begini lho hidup di bumi yg benar, begini lho cara beribadah yg betul…Maka diharapkan pola Hidup dan tatanan sosial kita manusia selama di bumi akan teratur dan tidak berantakan. Dan perlu dipahami sekali bahwa ini semua yg ada di Langit dan bumi itu ada yg menciptakan yaitu Allah SWT. Bila tidak dijelaskan begitu manusia itu seringnya pintar2 bodo…lihat pohon besar tinggi sekali dianggap hebat disembah, ada petir bisa menghancurkan pohon, petir kuat disembah dll. Maka hanya kepada Allah SWT saja kita yakin dan percaya “ada” dan wajib kita sembah. Kita ini Nol besar, yang menciptakan kita itu Maha tahu segalanya. Dia ingin memberi tahu kita tapi kita sering melanggarnya. Tapi karena sayangnya Allah SWT pada kita IA tidak henti2nya mengutus Rasul dan Nabi. Hingga Nabi terakhir Rasulullah. setelah itupun sangking sayangnya Alllah SWT kepada manusia. Allah selalu membuka pintu taubatnya hingga nafas terakhir kita di dunia lepas. Lalu Apa sih tujuan hidup kita sebagai manusia? inikan pertanyaan akh. Fathur. Menurut saya kita hidup di dunia itu spt pengembara yg sedang berteduh dipohon utk istirahat lalu meninggalkan pohon itu utk meneruskan perjalanan. Perjalanan kemana? pasti muncul that’s question di benak akhi…ya perjalanan kembali kepada Allah. Jadi tujuan hidup kita ini adalah kembali kepada Allah swt. sebagai pemilik Roh suci. kita cuma minjam sementara aja pake tubuh yg dari tanah liat lagi… dan kita memakainya di sini di Bumi. tp krn dibumi itu beda ma disurga. disurga dibenak kita mau apel langsung “blush” muncul apel. Di bumi ga bisa kek gitu antum dan ana mesti nanam biji apel dulu, setelah itu dirawat pohonnya, tumbuh besar, berbuah baru bisa dimakan apelnya…jadi di Dunia ini, dibumi ini kita mesti kerja dan berusaha utk mengisi waktu berteduh kita sebelum kita pulang. Dan Allah SWT amatlah gembira bila kita pulang dg pahala yang banyak. Karena Pahala itu tanda bahwa kita dekat dan patuh dengan-NYA. Gimana kira2 penjelasan ana. Afwan sebelumnya karena ana bukan ustad. Jadi Kalau ada hal yang kurang detail atau tidak berkenan mohon Ana dimaafkan. Wasssalam wb.


30 November 2010 12.54

Seperti itulah penjelasan dari gus, bisa diterima dan mudah dimengerti, semoga saja kita dapat mengambil pelajaran penting dari gus, Sang Blogger Misterius.




>Pertanyaan Konyolku – Tolong Jawab Kalau Kau Bisa !

>

Siapa yang gak mau umurnya puanjang di dunia ini…? jangan munafik…! kita semua pasti menginginkan itu. Tapi pernahkah kita berpikir untuk apa umur yang panjang itu ? apakah hanya untuk memuaskan nafsu kita yang tidak puas atau tidak pernah akan puas? Lantas apakah tujuan hidup kalau bukan untuk itu ? bukankah semuanya disediakan untuk manusia dan untuk dinikmati..? buat apa ada agama..? kenapa memandang lawan jenis bukan muhrim dilarang ? kenapa harus menyembah Allah? toh Dia Maha Kaya, Maha Mulia, Maha Segala-galanya dan tidak membutuhkan sembahan dari kita? Dia tetep jadi Tuhan walau kita tidak menyembahnya. 
kenapa hanya manusia yang punya agama ? kenapa hanya manusia yang pake baju ?  kenapa ada shalat, zakat, puasa, haji ? hanya manusia yang diperlakukan seperti itu !!!  bukankah itu tidak adil…?
Mengapa juga manusia harus nikah kalau sudah dewasa ? padahal kalau suka sama suka “langsung saja” kan juga bisa…? halah.. itulah pertanyaan-pertanyaan konyolku dan masih banyak lagi sebenarnya. Pertanyaan yang “dilarang” sebenarnya oleh manusia-manusia sok suci dan sok alim.
ada lagi, kenapa harus memilih Islam sebagai agama? aku juga muslim, kau mungkin ya atau juga tidak, toh Agama lain katanya sih sama aja, mengajarkan kebaikan, tapi benarkah itu, apakah semua agama baik? 
“Islam adalah agama teroris, agama yang mengajarkan kekerasan, pokoknya jelek” itu adalah ungkapan orang yang membanci Islam. Kata orang Islam, juga kataku, “Islam adalah agama damai, agama yang mengjarkan cinta dan kasih, agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia.” 
lalu yang benar yang mana ? aku atau orang yang membenci Islam? untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dilakukan penelitian secara objektif terhadap Agama Islam. Namun apapun hasilnya, aku yakin Islam ada is the best. Tapi itu jawaban subjektif dari aku dan tidak adil bagi yang ingin tahu tentang Islam. 
oke, teman… 😀 aku tidak akan posting tentang hal-hal di atas sekarang, mungkin lain kali kalau aku masih bernafas. Cukup di sini dulu, simpan pertanyaan2 konyolku itu, mungin saja kamu bisa jawab. Langsung aja komen pada postingan ini kalau ketemu jawabannnya, biar kita sama2 tahu dan paham. Oke broo…
Suatu saat jika aku nemu jawaban, aku juga akan posting pada blog ini. 
Fatkur Belajar tentang hidup dan kehidupan…



>Pantaskah Kita Mengeluh….? Atau Kita Hanyalah Seonggok Daging dan Tulang yang Rakus…?

>

Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang kamu dustakan ? (QS. Ar-Rahman)

 

lihatlah dengan hati nurani… ! semoga hati kita tidak mati, setidaknya masih ada getaran barang sedikit...

Jikalau kita kira pekerjaan kita memuakan,
bagaimana dengan dia?

Jikalau kita kira gaji kita rendah, bagaimana dengan dia?

Seorang sahabat adalah siapapun!


Jikalau kita kira belajar adalah membosankan,
bagaimana dengan dia ?

Ketika kita merasa putus asa,
mari sejenak kita berfikir tentang pria ini ?


Masihkah kita bermalas-malasan?

 

Jika kita sering “ngedumel” tentang sistem transportasi yang ada saat ini. 

Bagaimana dengan mereka?

Kita sering mengeluh tentang makanan yang sedang kita santap,
bagaimana dengan dia?

Masihkah kita berfikir untuk membentak dan melawan ibu kita?

Sudahlah kita mengasuhnya dengan baik, toh pada akhirnya kelak kita akan seperti dia, tua, renta dan pikun?

teman….

sampai sejauh mana kita bersyukur… Nikmat Tuhan yang diberikan begitu banyak, namun kita hanya mengeluhkan sedikit kekurangan pada kita… tidak cukupkah semua nikmat yang ada ? atau kita hanyalah seonggok daging dan tulang yang rakus seperti halnya omnivora yang lain…? 

Pantaskah kita sekarang menghabiskan waktu untuk mengeluh…? sedang kita belum melakukan hal yang berarti bagi lingkungan, keluarga, bahkan diri sendiri. 

Prestasi apa yang telah kita ukir…? 

Semoga mulai detik ini kita mulai sedikit berubah untuk menjadi lebih baik..  amiiiiiiinn


Salam kenal… Fatkur 🙂

 

 

>Subhanallah..! Masjid Tak Tersentuh Tsunami Mentawai, 50 Orang Selamat

>

Pagi itu, sekitar pukul 10.00 WIB, langit Sikakap tampak mendung. Di luar rumah tanah tampak lanyah. Pepohonan dan rerumputan masih basah setelah diguyur hujan deras sepanjang malam. Sebentar lagi, sepertinya hujan deras bakal turun. Ya, membasuh duka Bumi Sikerei.

Di luar rumah, bau mayat menyengat. Aroma tak sedap menebar ditiup angin. Memang, hingga Jumat (29/10), mayat masih bergelimpangan di pinggir jalan. Pikiran saya langsung terbayang ratusan warga Pagai Selatan yang bertahan di perbukitan, dalam kondisi hujan badai. Selain menahan lapar, dinginnya malam, mereka harus melawan penyakit yang kini menyerang.

Ternyata benar. Hujan deras mengguyur Sikakap. Tak hanya hujan, tapi juga badai. Di posko utama, para jurnalis dan relawan telah berkumpul. Seperti biasa, setiap pagi kami siap-siap menyisir desa terpencil yang belum terjamah bantuan. Pagi itu, tim relawan dan jurnalis hendak menuju Dusun Pasa Puat di Pagai Utara. Dusun itu, semua rumah hancur. Mujur, tidak ada korban jiwa.

Perjalanan menggunakan kapal kayu atau long boat. Kapal itu mampu memuat 12 orang dan sedikit logistik untuk pengungsi. Berapa menit berlayar, gelombang dua meter menghadang. Pelayaran pun dihentikan. Setelah menunggu sekitar satu jam, boat yang dinakhodai Dayat itu dilanjutkan selama dua jam pelayaran. Sepanjang perjalanan, boat nyaris karam karena dipenuhi air. Kami sampai di tujuan sekitar pukul 17.00 WIB.

Dari pantai, Dusun Pasa Puat sunyi senyap. Sedikit pun tidak terlihat tanda-tanda seperti sebuah kampung. Permukiman penduduk rata dengan tanah. Tak satu pun rumah warga yang berdiri. Semua tiarap. Hanya ada satu bangunan berdiri kokoh menghadap pantai. Ya, sebuah masjid. Garin masjid itu juga selamat. Zulfikar namanya.

Hari beranjak senja. Hujan belum juga reda. Zulfikar tampak bersiap menunaikan Shalat Maghrib. Dalam obrolannya, pria berusia 40 tahun itu mengaku telah tingal di dusun itu sejak kecil. Sama dengan usia masjid itu yang berdiri sekitar tahun 1960 silam. “Ini masjid tertua di dusun kami. Bentuk masjid itu sudah tidak asli lagi, karena terus diperbaiki,” ujar Zulfikar.

Zulfikar menceritakan, masjid ini sama sekali tidak tersentuh tsunami pada malam itu. Padahal, lokasinya tidak jauh dari pantai. Sedangkan rumah-rumah warga di sekitar masjid, rata dengan tanah. Masjid inilah yang menjadi tempat perlindungan masyarakat saat gelombang besar datang.

Seperti mukjizat, air laut hanya sampai di teras masjid. Di luar masjid, Zulfikar melihat dengan mata kepala sendiri gelombang tsunami mencapai delapan meter. “Kami dalam masjid ada sekitar 50 orang, sedangkan warga yang lain telah menyelamatkan diri ke perbukitan yang berjarak satu kilometer dari masjid. Melihat masjid tidak kena sama sekali, kami merasa heran. Setelah itu kami sadar ini adalah kehendak Tuhan,” jelas pria berjenggot itu.

Zulfikar dan 50 warga lainnya tidak henti-henti mengucap kebesaran Allah. Di luar masjid, tsunami terus menerjang sebanyak tiga gelombang. Tiada yang menduga, tsunami menghindar dari masjid. “Sepertinya, di masjid air terbelah, sehingga lantai masjid pun tidak basah sama sekali,” kenangnya. (voa-islam/arrahmah.com)

>Petinggi Vatikan Cemas Islam Dominasi Eropa

>

ROMA (Arrahmah.com) – Pastur Piero Gheddo dari Italia mengatakan bahwa rendahnya tingkat kelahiran dalam tradisi Eropa dikombinasikan dengan gelombang imigran Muslim dengan keluarga besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya akan menyebabkan Eropa dapat didominasi oleh Islam dalam waktu beberapa generasi, lansir Telegraph pada Selasa (7/9/2010).

“Tantangan ini harus dipikirkan dengan serius,” kata Gheddo, dari Institut Kepausan Vatikan untuk Misi Asing.
“Tentu saja dari sudut pandang demografis, sebagaimana Italia mengalami penurunan sebesar 120.000 atau 130.000 jiwa dalam waktu satu tahun karena aborsi dan keluarga rusak, sementara terdapat lebih dari 200.000 imigran legal setiap tahunnya di Italia, yang lebih dari setengahnya Muslim dan keluarga Muslim dan memiliki tingkat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi.”

Dia berkata: “Sejumlah surat kabar dan televisi tidak pernah membicarakan tentang ini. Namun, harus ada tindakan terhadap masalah keragaman agama dan budaya serta identitas ini.”

Sang pastur menyalahkan penganut Kristen karena gagal untuk hidup dengan keyakinan yang dimilikinya dan malah menciptakan “kevakuman agama” yang saat ini sedang diisi oleh Islam.

Dia meramalkan bahwa Islam akan lebih dahulu menaklukkan Eropa.

“Faktanya adalah bahwa sebagai umat, kita menjadi semakin kafir dan kevakuman agama ini pasti diisi oleh kekuatan agama lainnya,” katanya.

Gheddo juga mengatakan bahwa orang Kristen yang murtad juga membuat masyarakat Eropa rentan terhadap serangan sekularis.

Dia mengatakan saat “Semakin menipisnya praktek agama Kristen di Eropa dan ketidakpedulian terhadap kondisi itu semakin tersebar, saat itulah Kristen dan gereja diserang.”

“Jika kita menganggap ini adalah sebuah negara Kristen, kita harus kembali ke praktik kehidupan Kristen, yang juga akan memecahkan masalah kekosongan ini,” tambahnya.

Komentar Gheddo ini muncul beberapa bulan setelah seorang kardinal Ceko juga menyalahkan umat Katolik murtad atas Islamisasi Eropa.

Pada masa pensiunnya sebagai Uskup Agung Praha awal tahun ini, Kardinal Miloslav Vlk mengatakan keberadaan Muslim sangat tepat untuk mengisi kekosongan spiritual yang secara sistematis dibuat oleh orang Eropa sendiri.

Dia menganggap bahwa orang-orang Kristen di Eropa tengah terbuai saat ini. “Jika orang Kristen bangun dan sadar akan ancaman terhadap budaya mereka, mereka akan segera menemukan bahwa mereka tidak lagi memiliki kekuatan,” kata Miloslav cemas.

Dia menyerukan agar orang Kristen untuk menanggapi ancaman Islamisasi dengan ketundukan hidup yang lebih besar terhadap keimanan mereka.

Ketakutan terhadap bangkitnya Islam di Eropa ini semakin nyaring terdengar tiap harinya. Tidak sedikit para uskup di Eropa yang mencegah muslim untuk melaksanakan ajaran Islam secara terang-terangan dengan dalih melindungi orang Kristen di rumahnya sendiri.

Tahun lalu, Kardinal Jose Policarpo, dari Lisbon, memperingatkan agar perempuan Katolik tidak menikahi terhadap umat Islam.

Kardinal Italia Giacomo Biffi juga mendesak pemerintah Italia memberikan prioritas kepada para migran Katolik di atas kaum Muslim untuk melindungi identitas keagamaan negaranya.

Vatikan juga menentang Turki bergabung dengan Uni Eropa dengan salah satu alasannya bahwa negara Islam bisa diberikan warisan Kristen di benua itu. (althaf/arrahmah.com)

Source: http://arrahmah.com

>Indahnya Syariat Islam, Dari Eropa sampai Nusantara

>

Tahun 1845, Irlandia dilanda paceklik panjang. Kelaparan massal meruyak di daerah jajahan Inggris ini. Lebih sejuta rakyat setempat tumbang karenanya. Khilafah Turki Ustmaniyah tak berdiam diri. Khalifah Sultan Abdul Hamid bermaksud mengirim 10 ribu sterling (kini setara dengan 1,7 Milyar USD) untuk petani Irlandia. Tapi Ratu Inggris, Victoria, tengsin. ‘’Anda cukup mengirim 1000 sterling, karena saya sudah mengirim 2000 sterling,’’ pesannya kepada Sultan Hamid. Akhirnya, Sultan memang mengirim 1000 sterling saja. Namun diam-diam ia juga melayarkan 3 kapal bermuatan penuh logistik ke sana. Mengetahui hal itu, Pabean Inggris berupaya memblokir kapal tersebut. Toh, awak kapal Ustmani sempat merapatkan kapal ke Darmaga Drogheda sehingga muatannya sampai kepada warga yang kelaparan.

Jejak kemuliaan Negeri Syariat itu senantiasa dikenang rakyat Irlandia, khususnya warga Drogheda. Mereka bersahabat dengan orang Turki, dan membangun simbol-simbol memorial Ustmani di sana (http://en.wikipedia.org/wiki/Drogheda).
Orientalis Arnold W Toynbe, dalam bukunya The Preaching of Islam, melukiskan kenikmatan warga non-Muslim dalam naungan pemerintahan Daulah Utsmaniyah. “Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan pada mereka, dan perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen,” tutur Arnold.
Ia melanjutkan, ‘’Kaum Calvinis Hungaria dan Transilvania, serta negara Unitaris (kesatuan) yang kemudian menggantikan kedua negara tersebut juga lebih suka tunduk pada pemerintahan Turki daripada berada di bawah pemerintahan Hapsburg yang fanatik. Kaum Protestan Silesia pun sangat menghormati pemerintah Turki, dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam. Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemerintahan Sultan.”

Maka, kata Tim Wallace-Murphy, “Barat berutang pada Islam.” Dalam bukunya yang berjudul What Islam Did for Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization (London: Watkins Publishing, 2006), Murphy menyajikan data sejarah hubungan Islam-Barat di masa lalu secara cukup indah. Bahkan, dia tidak segan-segan mengajak Barat untuk mengakui besarnya utang mereka terhadap Islam, yang tak bisa dibalas sampai kapanpun. “We in the West owe a debt to the muslim world that can be never fully repaid,” tulis Murphy.

Ekonomi Islam

Tujuh belas abad kemudian, Uskup Agung Gereja Anglikan Rowan Williams, menyatakan, penerapan hukum Islam di Inggris tak terhindarkan. Khususnya hukum perekonomian syariah. Meski menuai badai kontroversi hingga muncul tuntutan pengunduran dirinya, pimpinan gereja dengan 75 juta umat ini bergeming. Dia bicara sesuai fakta.

Menurut Managing Partner Assurance & Advisory Services Ernst & Young Middle East, Noor Ur Rahman Abid, dalam Islamic Finance Summit ke-7 di London pada 5-6 Februari 2008, ada empat faktor pendukung pesatnya ekonomi syariah di Inggris. Yakni peran pemerintah, pengembangan institusi, regulasi, serta pendidikan.
Jumlah Muslim Inggris sekitar 1,8 juta orang atau 3% dari total warga Inggris. Kepentingan warga muslim cukup diakomodasi pemerintah. Inggris misalnya, menghilangkan pajak ganda dalam akad murabahah, sehingga produk-produk syariah lebih kompetitif. Pemerintah juga mereformasi peraturan demi mendukung perkembangan sukuk (obligasi syariah) yang kini tumbuh pesat. FSA (Financial Services Authority) sebagai regulator, juga memberi kemudahan sekaligus melakukan efisiensi bagi sistem keuangan Islam.

Selain itu, semua perusahaan hukum bisa menangani perkara dalam praktik keuangan Islam. Sangat fleksibel. Institusi keuangan syariah pun marak di Inggris. Di negeri ini ada tiga bank full-syariah dan satu perusahaan takaful. Seperti di Edgware Road, satu kawasan di pusat Kota London, terdapat kantor cabang HSBC Amanah.
Soal SDM ekonomi syariah, bukan masalah. Salah satu universitas di Inggris bahkan menjadi pusat ilmu ekonomi Islam yang mahasiswanya berasal dari seantero jagad.
‘’Tak berlebihan bila London bakal menjadi pusat keuangan Islam yang andal,’’ kata Ali Ravalia dari Financial Services Authority (FSA). Bahkan, ia mengungkapkan, pendekatan FSA selama lima tahun terakhir menunjukkan Inggris Raya telah mengembangkan diri sebagai pusat keuangan Islam di Eropa.

Hal itu diakui Menkeu RI, Sri Mulyani. “Saya tidak merasa malu harus belajar mengenai bank syariah dari Inggris, bahkan banyak pengalaman yang sangat berguna yang mungkin bisa dipelajari oleh Indonesia,” kata Sri, saat berada di Inggris pada 13-15 Januari 2007.

Turki-Aceh
Menteri Sri memang selayaknya kembali ke sistem Islam. Sebab, sejarah Indonesia berhubungan erat dan mendalam dengan Islam.
Ketika kekhilafahan berada di tangan Bani Umayyah (660-749 M), para penguasa Hindu di Nusantara mengakui kebesarannya. Ini dibuktikan misalnya oleh dua pucuk surat dari Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah Bani Umayyah. Surat pertama dikirim kepada Muawiyyah, dan kedua kepada Umar bin Abdul Aziz.

Surat pertama ditemukan dalam sebuah diwan (arsip) Bani Umayyah oleh Abdul Malik bin Umayr. Pendahuluan surat itu berbunyi: “Dari Raja Al-Hind yang kandang binatangnya berisikan seribu gajah, yang istananya terbuat dari emas dan perak, yang dilayani putri raja-raja, dan yang memiliki dua sungai besar yang mengairi pohon gaharu, kepada Muawiyah….”
Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (246-329 H/860-940 M) dalam karyanya Al-Iqd Al-Farid. Isinya antara lain: “Dari Raja Diraja…; yang adalah keturunan seribu raja … kepada Raja Arab (Umar bin Abdul Aziz) yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.”

Selain itu, Farooqi menemukan sebuah arsip Utsmani yang berisi sebuah petisi dari Sultan Ala Al-Din Riayat Syah kepada Sultan Sulayman Al-Qanuni yang dibawa Huseyn Effendi. Dalam surat ini, Aceh mengakui penguasa Utsmani sebagai Khalifah Islam. Selain itu, surat ini juga berisi laporan tentang aktivitas militer Portugis yang menimbulkan masalah besar terhadap para pedagang muslim dan jamaah haji dalam perjalanan ke Makkah. Karena itu, bantuan Utsmani sangat mendesak untuk menyelamatkan kaum Muslim yang terus dibantai Farangi (Portugis) kafir.
Petisi Aceh itu mendapat respon dari Sultan Salim II (974-982 H/1566-1574 M), yang memerintahkan kesultanan untuk mengirim bala bantuan militer angkatan laut ke Aceh. Sekitar September 975 H/1567 M, Laksamana Turki di Suez, Kurtoglu Hizir Reis, berlayar menuju Aceh membawa sejumlah ahli senapan api, tentara, dan artileri. Pasukan ini di-BKO-kan kepada Sultan Aceh selama dibutuhkan.

Receptio in Complexu

Hukum Islam sudah diberlakukan di kepulauan Nusantara, beratus-ratus tahun sebelum kedatangan penjajah Belanda. Contohnya, pada 1628, Nuruddin ar-Raniri menulis Kitab Shirathal Mustaqim. Ini kitab hukum pertama yang disebarkan ke seluruh Nusantara untuk pegangan umat Islam. Oleh Syekh Arsyad Banjar, kitab itu diperluas dan diperpanjang uraiannya dalam Kitab Sabilul Muhtadin untuk dijadikan pegangan di Kesultanan Banjar. Di Kesultanan Palembang dan Banten terbitkan pula beberapa kitab hukum Islam.

Hukum Islam diikuti juga oleh pemeluk Islam di wilayah-wilayah Kerajaan-kerajaan Demak, Jepara, Tuban, Ngampel, Mataram, dan juga Mataram. Ini dapat dibuktikan dari karya para pujangga yang hidup pada masa itu, seperti Sajinatul Hukum.
Dengan fakta-fakta tersebut, pakar hukum Islam Prof Muhammad Daud Ali, menyimpulkan, “sebelum Belanda mengukuhkan kekuasaannya di Indonesia, hukum Islam mempunyai kedudukan sendiri di dalam masyarakat. Sebagai hukum yang berdiri sendiri, hukum Islam telah ada dan berlaku di dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang disamping kebiasaan atau adat penduduk yang mendiami Nusantara ini” (M Daud Ali, Hukum Islam: Peradilan Agama dan Masalahnya’, dalam Juhaya S. Praja dkk, Hukum Islam di Indonesia, Bandung: Rosdakarya, 1994, hal. 69-70).
Peneliti Daniel S Lev mengakui, Islam telah membentuk sebuah konsepsi sosial-politik supralokal sebelum Belanda dapat menyatukan Nusantara dalam sebuah administrasi pemerintahan.

Dengan Regerings Reglemen, mulai 1855 Belanda mempertegas pengakuannya terhadap hukum Islam di Indonesia. Pengakuan ini diperkuat lagi oleh Lodewijk Willem Christian yang mengemukakan teori receptio in complexu. Teori ini pada intinya menyatakan, bahwa untuk orang Islam berlaku hukum Islam, sebagaimana kelak dirumuskan dalam Piagam Jakarta. Hingga abad ke-19, teori ini masih berlaku.
Sebuah buku yang ditulis FVA Ridder de Stuers, Gedenkschrift van den Orloog op Java (1847), mengisahkan memoar seorang Letnan Kolonel Belanda yang menulis, bahwa Perang Diponegoro (1825-1830) sebenarnya adalah perjuangan menegakkan hukum Islam bagi orang Jawa.

Kepada William Stavers, ketua delegasi Belanda yang datang ke pedalaman Salatiga, Kyai Mojo menyampaikan pesan, bahwa Pangeran Diponegoro mencitakan hukum Islam seluruhnya berlaku untuk orang Jawa. Persengketaan orang Jawa dengan orang Eropa diputus menurut hukum Islam. Sedangkan persengketaan antar orang Eropa diselesaikan dengan hukum Eropa.

Hukum Nasional

Pasca proklamasi kemerdekaan, sebagian Hukum Islam menjadi bagian dari hukum nasional Indonesia. Misalnya UU No. 1/1974 yang mengatur sahnya perkawinan berdasarkan hukum agama (bagi umat Islam adalah hukum Islam); UU No. 7/1989 tentang Peradilan Agama (Peradilan Agama adalah Peradilan Islam di Indonesia); UU No. 17/1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji; UU No. 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat. Terakhir sekali adalah UU No. 44/1999 tentang Pelaksanaan Keistimewaan Provinsi Istimewa Aceh dan UU No. 18/2001 NAD, yang juga menyangkut tentang pelaksanaan hukum Islam sebagai bagian dari budaya dan agama rakyat Aceh.

Di bidang ekonomi, terbit PP No. 70 dan 72/1992 yang menjelaskan bank bagi hasil dalam UU No. No. 7/1992 sebagai bank berdasarkan syariat; UU No. 10/1998 tentang Perbankan yang melegitimasi perbankan syariat; UU No. 23/1999 tentang BI yang memberi mandat pembentukan bank atau cabang bank syari‘ah pemerintah;
Menurut McKinsey Islamic Banking Competitiveness Report, pertumbuhan industri keuangan Islam di Indonesia paling pesat dibanding beberapa negara muslim lain. Sejak 2000, tak kurang 50 lembaga ekonomi berbasis syariah tumbuh subur di Tanah Air.

Mengingkari syariat Islam di Indonesia, dengan demikian merupakan pengkhianatan pada sejarah. Terhadap pemikiran Snouck Hurgronje yang coba memanipulasi teori receptio in complexu, pakar hukum Islam Profesor Hazairin menyebutnya sebagai ‘’teori iblis’’!

[suara-islam.com/nurbowo]